Total Tayangan Halaman

Minggu, 23 Agustus 2015

GO-JEK – OJEK . MANFAAT DAN MUDHARAT

GO-JEK –  OJEK . MANFAAT DAN MUDHARAT

Warna hijau identik dengan Gojek, Kendaraan roda dua penjaja jasa antar-jemput. Ya, lihat saja Helm dan Jaket nya, di dominasi  warna hijau. Warna hijau ini juga menjadi simbol Paten bagi para penggiat Go-Green, karena hijau melambangkan pohon. Jadi,  Setidaknya GOJEK sudah ikut mengkampanyekan Go-Green, walaupun dalam bentuk simbol.  Tentu saja, pro dan kontra akan ada dari opini tersebut, namun bukan itu yang akan di bahas, jadi biarkan saja para ahli yang membahasnya di kemudian hari.

GOJEK Itu bermanfaat untuk banyak orang, mulai dari penumpang, pengemudi, Pengelola  Data aplikasi, Tukang Bakso, Penjaja makanan, sampai AHOK juga ikut senang. Namun, disisi lain menghasilkan kepediahan bagi pengojek konvensional secara langsung. Maklumlah, rejeki mereka jadi berkurang. Yah, kalau dihitung-hitung dengan Matematika “Cek Gu”   tentang Manfaat dan Mudharatnya, masih banyakan manfaatnya ketimbang Mudharatnya. Walaupun MUI belum mengeluarkan Fatwanya, Heheheh.


KELUCUAN IDEOLOGIS TUKANG OJEK KONVENSIONAL.

TUKANG OJEK KONVENSIONAL ITU IDEOLOGIS, karena dalam menentukan siapa yang mengantar penumpang telah di atur di dalam hirarki kedatangan si pengojek ke pangkalan  . Terkadang norma-norma itupun fleksibel tergantung suasana hati si pengojek, kalau sedang gak mut ya gak narik, nongkrong aja di pangkalan sambil menghabiskan waktu. Keideologisan lainnya adalah tentang negosiasi tarif,  ditentukan berdasarkan negosiasi sepihak pada kondisi-kondisi tertentu. Ini adalah bakat seni birokrasi melucu yang luar biasa tidak lucu jika kita sebagai korbannya.

Pada akhir-akhir ini, yaitu kuartal ke 3 tahun 2015, bakat seni pengojek konvensional dalam menentukan tarif  itu mulai karam di terpa gelombang modernisasi ojek. GOJEK datang membawa perubahan. Perubahan yang muncul dari protes atas  realitas sosial berupa tingginya angka kemacetan di ibu kota, ketersediaan layanan angkutan publik  dan mahalnya ongkos Hijrah dari satu tempat ke tempat lainnya di kawasan ibukota. Ada sih yang murah, namun layanannya masih kurang beradab. Pada akhirnya Ojek Konvensionalpun mulai ditinggalkan penumpangnya.

Ojek Konvensional pun marah,penumpang semakin sedikit sedangkan kebutuhan tidak sedikit.  Penumpangnya banyak yang pindah haluan ke GOJEK. Karena GOJEK tak ada bakat ideologis dalam menentukan tarif. Semua tarif di pukul rata dalam bilangan 15000 saja untuk 25 Km jarak yang ditempuh. Bingung mau melampiaskan kemarahannya ke siapa,Putus asa. Pelajaran Ideologis yang diajarkan di pangkalan, tak berguna karena penumpangpun tak ada. Akhirnya PengGOJEK pun menjadi sasaran, pengusiran dan embargo kawasan. Itu merupakan puncak kekesalan mereka, karena rejekinya berkurang.
Namun itu tidak dilakukan dalam waktu yang lama. Ya maklumlah, ideologis ojek kalah telak dengan Modernisasi tarif Gojek di mata para penumpang.  Harga ...Kalah, Penghasilan....Kalah. 2-0 untuk kemengan GOJEK.

Namun yang lucu adalah, kenapa pengojek konvensional itu tidak ikut bergabung saja? Ikatan Ojek konvensional lebih ke arah ikatan ideologis yang abstrak, tidak ada jaminan dengan nongkrong bareng di pangkalan akan menaikkan pendapatan hari ini.  Jika tujuan mereka mengahasilkan Uang dari pekerjaan ojek, tentu saja GOJEK lebih menjanjikan pengahasilan lebih. Mari kita mencoba menentukan sebab dan mencari solusinya dari pertanyaan kenapa GOJEK di tentang :

1.       GOJEK Merebut rejeki ojek konvensional? Ya, memang. Karena mayoritas konsumen memilih GOJEK disebabkan harganya yang murah tanpa ada disparitas informasi harga.
2.       Lantas kenapa ada ojek konvensional tidak ikut serta bahkan menolak kehadiran mereka? Jika jawabannya khawatir penghasilan turun, maka justru bergabung dengan GOJEK penghasilan jadi naik. Karena penghasilan ditentukan dari produktivitas, bukan keahlian negosiasi harga. Maka alasan ojek konvensional jadi tidak rasional.
3.       Jika karena mendaftarnya susah? Tidak juga, bahkan tidak ada diskrimanasi pendaftaran untuk menjadi anggota GOJEK disana.
4.       Jika alasannya persaingan yang ketat pada akhirnya? Mungkin pada akhirnya iya, tapi itulah hidup. Lantas  apakah kita akan membuang waktu untuk diam di lingkaran ojek konvensional dan tidak menghasilkan apa-apa dan hanya menggerutu?
Kuncinya order akan terus ada, jika harganya memang murah? Apakah ojek konvensional menawarkan hal tersebut ? Tidak akan pernah.kecuali mau beramal.
5.       Jika masalahnya adalah produktivitas karena faktor usia di mayoritas penggiat ojek konvensional, maka menjadi logis alasannya, karena dulu pengojek adalah pekerjaan terakhir yang dipilih karena sudah tidak ada pekerjaan yang lain. Oke mari kita rumuskan solusinya.
a.       Apakah jumlah orang tua di ojek konvensional banyak? Mayoritas
b.      Apakah konsumen akan memilih mereka? Saat ini ojek konvensional di pilih karena, lebih kearah Bantuan sosial (Kasihan) bukan karena alasan yang rasional.  Jika gabung dengan GOJEK maka pilihannya bebas, siapa cepat dia dapat. Tua ataupun muda dia, tetap berpeluang NgeGOJEK.
c.       Apakah solusi untuk mereka?  Beradaptasilah.

PERUBAHAN BUDAYA.

Fenomena ini secara tidak langsung sudah mengubah budaya kita, dimana kalau dulu,  jika mau hasil lebih  harus menduduki posisi tinggi, dipangkalan ojek sekalipun, ada birokrasinya, walaupun hirarki ini kasat mata. Dan itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, Namun di Gojek semua setara, siapa yang lebih produktif dia yang lebih tinggi penghasilannya.

Dari sisi yang berbeda, GOJEK juga merupakan kritikan terhadap pengusaha dalam memberikan upah kepada buruhnya. Saat tenaga mereka di bayar berdasarkan produktivitas yang dihasilkan, di GOJEK, Modal tenaga di tambah dengan Motor Nilai tambahnya jauh lebih besar.  Ada kekhawatiran terjadi excodus besar-besaran TENAGA KERJA.

Namun nilai tambah tersebut terjadi di GOJEK karena dalam masa PROMO. Artinya dalam masa promo ini yang terjadi adalah penumpang GOJEK di subsidi, dia hanya membayar 15000 maksimal dalam jarak 25 KM. Dan si pengemudi GOJEK di bayar full bedasarkan 4000 Per KM.  Apakah Promo ini akan terus dipertahankan?

Mari kita lihat terobosan GOJEK selanjutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar